Saat mentari
terbangun dari tempat tidurnya dan muncul menampakkan diri secara perlahan,itu
menandakan langit yang kusam hitam petang akan berubah menjadi putih cerah dan ramai akan isi dari dunia ini. Di
tambah bunyi ayam berkokok itu sudah pasti kalau dunia ini sudah saatnya pagi,
dimana semua isinya mulai beraktifitas. Tapi sulit bagiku untuk meninggalkan
kasur dan gulingku ini, tak lupa selimut yang selalu setia membalut tubuhku
untuk menjagaku dari hama-hama yang ingin mencuri darahku. Sampai akhirnya
ibuku membangunkanku dan akupun bergegas mengambil handuk menuju kamar mandi.
Setelah semuanya sudah rapi akupun bersiap untuk menuju rumah ilmu tidak lupa
juga berpamit pada kedua orangtuaku.
Perjalan pertama
sangat mengasikkan karena gurunya sangat lucu sampa-sampai tanpa sadaar bel
istirahat pun berbunyi,waktunya anak-anak untuk keluar kelas dan mencari
habitatnya masing-masing. Aku bareng sahabat kenyutku pun langsung menuju kafe
gaul agar tidak kehabisan gorengan untuk sekedar mengganjal perut kecilku ini.
Saat aku dan temanku Andin, kembali ke kelas tiba-tiba Evi salah satu temenku
memanggilku dan kami pun ngobrol di depan kelas. Dan yang bikin aku sok itu
saat pembicaraan kami berganti topik yaitu si Evi tanya pada Andin dan aku ,
kenal yang namanya Ardi apa ngga? (ya jelas kenal lah dia kan mantan doi gua
.Temen pacarnya Andin pula ) emang sih Ardi bukan satu sekolah dengan kami tapi
aku kenal dia kok, dan Evi pun
tanya banyak tentang Ardi pada kami . Tadinya sih aku biasa saja tapi hari demi
hari sesuatu tentang Ardi ditutupin ke aku begitu jelas terlihat, aku pun
sedikit curiga dan tiba-tiba rasa cemburu itu mulai muncul walaupun aku dan
Ardi bukan pacar atau ngga pernah dalam ikatan pacaran tapi setidaknya
friendzon punya! Cerita pendek dan simple yang dulu pernah kualami bersamanya
sungguh berkesan dan masih tersimpan didalam hati kecil ini, mungkin sulit
untuk aku membuang kenangan singkat itu. Rencana yang tinggal selangkah akan
berbuah indah kini hilang tersapu angin entah kemana gara-gara kesalahanku
sendiri.
Hari demi hari
kupingku terasa seperti ingin pecah dan begitu juga hatiku seperti terbakar api
panas mendengar bercandaan teman-teman Evi yang selalu menyebut-nyebut nama
Ardi . Dan pada suatu hari tepatnya pulang sekolah sama-sama nunggu
jemputan,jelas kalau aku nunggu sahabat sejatiku busmini, dan ternyata tanpa
kuduga si Evi juga sedang nunggu jemputan . Saat jemputan itu datang tanpa
kuduga ternyata itu Ardi! Rasa cemburu, kecewa envy, pengen marah itu tiba-tiba hadir dalam
hatiku. Entah bagaimana yang harus aku lakukan saat ini untung saja disampingku
ada sahabat-sahabat yang setia menghiburku untuk tidak mengingat tentang dulu
dan mencoba belajar mengikhlaskannya. Terpaksa fakesmile itu aku pasang walau
faktanya ngga cuma sahabatku dunia pun juga melihat kalau air mata itu jatuh
membasahi pipiku , tapi aku mencoba untuk tegar melihat kenyataan ini.
Semakin aku ingin
menghapus kenangan” dulu bersamanya semakin aku ingat kenangan pahit itu. Dulu itu posisiku
yang ada di boncengnya tapi sekarang yang aku lihat malah temanku sendiri.
Untuk cemburu pun aku tak berhak melihat posisiku yang bukan siapa-siapanya!!!
Tapi rasa kecewa itu masih saja menempel pada hati keciku. Setiap kali melihat
dia dijemput, melihat foto mereka berdua tak tahan air mata ini ingin cepat”
keluar dan mengadu pada dunia kalau aku tidak sekuat yang mereka fikirkan.
Walaupun mulutku berkata “IYA AKU IKHLAS!” “IYA AKU BAIK-BAIK SAJA!” “IYA AKU
GAK CEMBURU!” tapi itu hanya sebatas di mulut saja untuk membuktikan pada dunia
kalau aku sedang dalam keadaan baik, kalau aku strong menghadapi kenyataan ini!
Dan hal itu yang paling aku
benci karena aku harus ngefakesmile di depan teman”.
Tapi dengan
dikasihnya kejadian ini aku sangat berterimakasih karena Tuhan sudah
menunjukkan mana orang yang pantas untuk diperjuangkan dan mana yang pantas untuk dibuang ke
tong SAMPAH!
Comments
Post a Comment