Betapa teronta-rontanya diriku. Gadis kecil
yang tak pernah merasa dirinya hidup. Kenyataan yang membawaku begitu usang
dimata dunia. Semua yang ku peroleh begitu mematikan jiwanku. Kutelusuri
sekenario yang dibuatnya semuanya seakan sama tanpa ada garis beda sedikitpun.
Bermain layaknya tokoh protagonis namun sulit untuk dikenal orang, bahkan sama
sekali tiada yang mengenal. Seakan berjalan diatas duri-duri yang sangat
runcing. Entah mengapa akupun sulit untuk memahami diriku sendiri dalam
memahami kenyataan.
Ketika seseorang yang begitu dekat dengan tiba-tiba menghilang
tanpa seuntai katakeluar dari mulut manisnya. Semua terasa beda dengan dulu
yang pernah ada. Kenangan yang begitu manis dan terlalu sakit untuk
dilupakan. Angin sepoi di sore hari menghantarkan abu kenangan
untuk pergi tanpa meninggalkan jejak sedikitpun. Terlalu lemah untuk jiwa ini,
saat jejakan kenangan, kisah usang itu kembali muncul menghantui. Rasa
yang belum sempat kuperjuangkan lenyap entah kemana alurnya. Terombang
ambingkan oleh derasnya ombak yang mengguyur tubuh ini. Seperti ingin
ikut terhanyut oleh badai yang menghantap diriku. mencoba beranggap semuanya
baik-baik saja seperti tidak ada masalah itu cukup sulit bahkan untuk mengakui
kalau ini adalah hal buruk dari yang terburuk yang pernah terjadi pun tidak
bisa karena rasa takut yang selalu hadir membuat semuanya menjadi terlihat
baik-baik saja tanpa ada kesalahan satu pun.
Kebahagiaan yang terkutuk dibawah genggaman jemari waktu,
membuat sang malam menggelayuti dunia yang sepi. Kini kau pergi dengan
sejuta egomu. Menggapai seribu gemerlap bintang yang labih indah. Berdiri tegak
bangkit dari jeratan maut lebih menarik tuk sembuhkan perih.
Comments
Post a Comment