Hujan deras
masih mengguyur punggung bumi. Satu jam aku menunggu redanya air hujan yang tak
henti-hentinya menemani kesendirianku. Aku baru saja pulang dari ekskul
taekwondo, namun aku belum juga pulang karena menunggu jemputan. Sedangkan
semua teman-temanku sudah pada pulang. Aku duduk termenung di halte depan sekolah tanpa
seorang teman. Tiba-tiba sebuah motor yang melaju kencang berhenti tepat di
depanku ternyata itu kakak seniorku. Syukurlah sedikit menghilangkan rasa
ketakutanku. Dan akhirnya, kami pun mengobrol untuk melabuhi dinginya malam
itu. Lama kita menggobrol hampir satu jam telah berlalu dan akhir nya kakak
seniorku itu cabut. Karena, dia ada acara dan memintaku untuk menunggu jemputan
di tempat kosnya. Namun ku menolaknya dengan halus karena, aku tak ingin merepotkan
dia dan tak mau terjadi kesalah pahaman antar warga sekitar dengan masuknya
cewek malam-malam ke kos cowok.
Akhirnya,
aku berniat untuk menunggu di depan kecamatan
yang hanya ditemani sepasang suami istri yang ingin mendasarkan
jualannya. Nasi goreng,susu jahe, teh, gorengan, memang makanan yang banyak
diburu dikala hujan melanda seperti sekarang. Selain untuk mengganjal perut
makan itu juga bisa menghangatkan tubuh yang menggigil oleh dinginnya suasana
hujan. Sedari tadi mataku tak bosan-bosan untuk melihat ponsel yang kubawa ini
dan menunggu jawaban dari orang rumah. Lama aku menunggu akhirnya, ibuku
membalas telvonku dan dia berkata kalau dirumah tidak ada orang, ibuku pun
takut keluar karena hujan yang tambah lebat tanpa hentinya. Saat itu
fikiranku mulai tak karuan. Mungkin saat
posisi seperti ini banyak orang yang tidak tahan dan memilih untuk memaksa
orangtua untuk cepat-cepat mengambilnya dari tempat yang begitu terlihat sangat
melelahkan. Namun, aku selalu bersabar untuk menunggu jemputan dari seorang Ibu
yang tidak mungkin tega melihat anakknya kedinginan diluar atap.
Lagi-lagi
kulihat ponsel kecilku ini namun tidak ada sinyal apa-apa dan akhirnya
“tut..tutt” bertanda sebuah keajaiban menghampiriku. Dengan perasaan gembira
kubuka ponselku tapi, lagi-lagi itu hanya hayalan semataku. Pesan gembira yang mungkin tidak terlalu
penting bagiku. Iya benar itu pesan dari operator! Menyebalkan bukan? Waktu
menunjukkan tepat pukul 19.00 WIB tiba-tiba ponselku bunyi dan saat ku lihat
ternyata dari ibuku. Aku begitu senang dan tambah gembira karena sebentar lagi
seseorang datang untuk menjemputku, tidak lain dialah omku adik dari ibu.
Hatiku sedikit lega mendengar kabar tersebut. Waktu terus berjalan, dentingan
jarum jam menandakan malam semakin larut dan tidak ingin bercanda lagi. Namun,
tak kulihat satu motor pun yang datang menghampiriku. Kucoba mengirim secarik
pesan untuk Ibu untuk memastikan apakah om sudah berangkat apa belum. Belum ku
sempat send pesan itu tiba-tiba seseorang dari sebrang sana mengarahkan
motornya di tempat ku berdiri. Tak ku sangka sebelumnya, begitu sulit kupercaya
mungkinkah aku sekarang sedang mimpi? Tidak! Ini benar-benar fakta. Dia yang
datang menjemputku bukan Ibuku,bukan juga Omku melainkan sahabatku. Sahabat
terbaikku dan mungkin dia sahabat yang selalu ada buat aku. Makasih sobat tanpa
kehadiranmu entah apa yang mungkin akan terjadi.
Hujan
tak jadi masalah buat kami melanjutkan perjalanan pulang dengan satu jas hujan
untuk kami pakai berdua. Canda, tawa, lawakan kami lontarkan saat perjalanan
tanpa memikirkan kalau waktu itu cuacanya hujan lebat dan begitu membahayakan
untuk pengemudi. Kekonyolannya yang membuat aku nyaman berada di sampingnya.
Bermain dengan air hujan mungkin itu hanya permainan anak kecil yang hanya akan
membuat ibunya marah. Namun, malam itu semua aku lakukan dengan sahabatku
serambi bergurau senang. Dan dia pun tak tega melihat aku kedinginan akhirnya,
dia melepas jaket yang dipakainya untuk aku balutkan ke badanku yang mungkin
butuh kehangatan karena suhu yang mirip dengan kutup selatan. Tanpa kusadari
kantuk pun menghampiriku dan mataku pun
perlahan terpejam. Sesampainya didepan rumahku aku di bangunkan sahabatku itu,
namun dia langsung pulang tidak main dulu dirumah dan menyuruhku untuk langsung
mandi dan beristirahat. Malam itu hujan tlah menjadi saksi bisu semuanya.
Comments
Post a Comment